Skip to main content

Tips Menahan Amarah Diri

menahan marah
Kelola Emosimu!!!

Apakah Anda pemarah? Semoga bukan karena menjadi pemarah tidak mengenakkan. Baik Anda seorang pemarah atau bukan, ada baiknya jika Anda punya cara-cara khusus untuk menahan bahkan mencegah amarah yang datang. Karena amarah bisa datang kepada siapa saja. Mengutip dari id.youshie.net, berikut beberapa cara untuk mengendalikan amarah yang bisa Anda praktikkan:

1. Berwudhu dan Sholat

Berwudhu dapat mengurangi panasnya "bara" amarah di dalam hati. Sedangkan sholat dapat membuat pernafasan menjadi lebih rileks. Ini merupakan cara ampuh untuk menurunkan tekanan psikologis.

2. Cuci Muka

Jika tidak mendukung untuk berwudhu, setidaknya Anda bisa membasahi wajah dengan air. Air dapat membersihakan kotoran dan mengalirkan segala sesutu. Jika anda sedang dalam keadaan marah sebaiknya lekaslah mengambil air agar perasaan ikut menjadi dingin.

3. Bersikap Dewasa

Umumnya orang yang dewasa secara akal, pikiran, dan lebih matang memiliki pengendalian diri yang baik. Mungkin Anda saat ini belum mempunyai pengendalian diri, namun latihlah dari sekarang, karena dengan menahan diri untuk tidak marah, Anda berarti orang yang dewasa karena bisa mengendalian amarah dan hawa nafsu yang bergejolak.

4. Lebih Religius

Jika selama ini Anda kurang aktif di pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainnya, kenapa tidak segera memulainya lagi? Berada di Komunitas Spiritual dapat membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Dan ini juga dapat mengekang amarah.

5. Sering tertawa

Amarah dan humor memang tidak sama dan tak mungkin dalam satu waktu. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika disaat Anda dalam kondisi perasaan yang memanas dan mulai merasa marah, Anda pikirkan sesuatu yang bisa memicu untuk tertawa, setidaknya tersenyum kecil. Ini tidak mudah, tapi jika Anda bisa melakukannya, rasa amarah yang datang perlahan bisa teratasi.

6. Mendengarkan

Cobalah untuk menutup mulut, diam, dan mendengarkan. Jadilah pendengar yang baik. Sudah banyak bukti, bahwa diam sanggup meredam amarah saat bersitegang dengan lawan bicara. Setelah itu, saat Anda berbicara, maka nada bicara Anda akan terdengar lebih bijak. Ini bisa membuat orang lain belajar kepada Anda.

7. Empati

Rasa empati sangat bagus untuk meredakan amarah. Lantas bagaimana caranya memunculkan rasa tersebut? Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain. Ini akan membuat Anda menemukan kecakapan baru, bahwa Anda bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Maka, orang lain akan lebih menghargai Anda.

8. Memaafkan

Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan. Dan sebaik-baik orang bersalah yaitu meminta maaf. Sebagai orang bijak, pasti Anda akan meminta maaf jika berbuat salah. Lantas, apa yang Anda lakukan saat orang lain berbuat seperti itu kepada Anda? Betapa pun Anda pernah sakit hati yang dalam dan sangat membekas, cobalah untuk memaafkan. Meskipun menurut Anda hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan. Cobalah melepaskan amarah dengan memaafkannya. Percayalah, Anda akan merasakan "pelepasan beban" yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani. Hidup Anda pasti menjadi lebih mudah dibandingkan jika tidak memaafkan.

9. Toleransi

Ya, toleransi dijunjung tinggi di kehidupan kita. Belajarlah untuk menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Dengan sikap toleran ini, maka pada saat Anda berbicara, itu akan lebih didengarkan oleh orang lain.

10. Berbicara positif dan lugas

Meskipun marah karena merasakan ketidakadilan pada diri Anda, tetaplah fokus dan selektif. Gunakan bahasa positif namun lugas, simple, dengan nada suara yang rendah. Ini bisa membuat rasa marah mereda, dan bicara Anda pun akan lebih diperhatikan, dibandingkan jika Anda mengungkapkannya dengan nada tinggi dan keras, apalagi jika sampai memaki dan menghujat...yang mana bisa saja "seluruh isi kebun binatang" keluar dari mulut Anda.

Demikian Tips Menahan Amarah Diri yang dapat saya paparkan. Selamat mencoba, semoga kita selalu bisa menghadapi amarah yang datang secara dewasa. Amin.
Buka Komentar

Popular posts from this blog