Skip to main content

Pengertian dan Jenis Majas: Contohnya Lengkap


Pengertian dan contoh majas



Pengertian Majas


Majas adalah gaya bahasa, yaitu cara pengungkapan pikiran dan perasaan melalui cara-cara khas untuk memunculkan efek tertentu baik secara lisan maupun tertulis.

Majas disebut juga bahasa kiasan, artinya makna yang muncul bukanlah dalam arti kata yang sebenarnya, melainkan ada maksud lain (tersirat) dari kata-kata yang tertulis (tersurat). Fungsinya untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan. Majas adalah cara berbahasa yang sangat menarik untuk dikembangkan.

Macam-macam Majas

Pembagian majas dapat dikelompokkan menjadi 4 macam turunan, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Mari simak!


A. Majas Perbandingan     
Majas perbandingan adalah cara pengungkapan gaya bahasa atau bahasa kiasan dengan cara membandingkan 2 hal atau lebih untuk meunculkan efek keindahan tertentu. Macam-macam majas perbandingan adalah sebagai berikut.

1. Majas Perumpamaan (Asosiasi)
Majas perumpamaan adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Majas perumpamaan adalah majas yang sangat mudah dikenali, karena penulisanya biasa menggunakan kata seperti, bagai, bagaikan, ibarat, laksana, bak, seumpama, dan lain sebagainya. Adanya kata-kata itulah yang menjadi ciri-cirinya.

Jadi kalau dalam karya sastra atau bahkan dalam percakapan sehari-hari Anda menemukan kalimat yang menggunakan kata-kata tersebut, itu berarti mengandung majas perumpamaan. Banyak orang mengatakan bahwa majas perumpamaan adalah majas yang menggunakan kata-kata seperti, bagai, ibarat, dan semacamnya tersebut.

Contoh majas asosiasi:

jenis majas

Senyummu manis sekali bagaikan madu

Kata "bagaikan madu" termasuk majas perumpamaan karena ada kata "bagaikan". Artinya senyumannya sangat manis hingga diibaratkan seperti manisnya madu.

Contoh-contoh lainnya:

  • Bicaramu seperti tong kosong
  • Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua
  • Matamu bagai bintang kejora
  • Mukanya pucat bagai mayat
  • Semangatmu begitu keras bagaikan baja
  • Wajahnya bagaikan rembulan
  • Dua orang itu seperti kucing dan tikus
  • Adi dan Anto ibarat bumi dan langit


2. Majas Metafora
Majas metafora adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang berbeda tetapi mempunyai sifat hampir sama. Majas ini sering disebut majas perbandingan analogis, artinya makna yang muncul bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan atas persamaan atau perbandingan.

Contoh majas metafora:
Raja siang keluar dari ufuk timur
Kata "Raja siang" berarti matahari. Cara membandingknnya yaitu raja berarti yang paling berkuasa dan siang berarti pada siang hari. Jadi matahari disebut yang paling berkuasa pada siang hari sesuai sifat matahari itu sendiri yang menerangi jagad raya ini.

Contoh-contoh lainnya:
  • Saat akhir tahun harga bahan pokok melambung tinggi
  • Buah hati kami lahir hari Senin lalu.
  • Dewi malam menunjukkan sinar cerahnya malam ini
  • Di desa saya tidak ada sampah masyarakat
  • Kios-kios dilalap habis si jago merah.
  • Dia menjadi anak emas di group ini.
  • Raja hutan bertarung melawan ular.
  • Engkau belahan jiwaku.
  • Jangan sampai kita berurusan dengan lintah darat
  • Andika adalah bintang kelas di sekolahku.
  • Pak Tono adalah tangan kanan ayahku.
  • Reni bersahabat karib dengan si kutu buku itu
  • Lionel Messi menjadi mesin pencetak gol bagi Barca
  • Tikus berdasi sangat meresahkan warga Indonesia
  • Dia ditangkap polisi karena mengonsumsi pil setan


3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara membandingkan benda mati seolah-olah seperti manusia. Majas ini mengungkapkan benda mati dan dikatakan seakan-akan memiliki sifat atau perilaku manusia. Agar mudah menghafalnya, Anda perhatikan namanya yaitu “personifikasi” berasal dari kata “person” yang artinya seseorang. Artinya majas tersebut menggambarkan layaknya perilaku seseorang (manusia).

Contoh majas personifikasi:
Teriakan handphone mengagetkan lamunanku
Kata "teriakan handphone" diibaratkan seperti manusia yang berteriak, padahal handphone adalah benda mati dan bukan manusia.

Contoh-contoh lainnya:
  • Api besar telah melahap rumah-rumah pasar
  • Tiba-tiba badai datang dan mengamuk rumah-rumah warga
  • Dedaunan melambai-lambai tertiup angin
  • Hujan rintik menari-nari diatas genting
  • Pintu itu merintih tertiup angin
  • Ombak berkejar-kejaran di tepi pantai.
  • Pagar tembok itu menghalangi lari para pencuri
  • Sinar matahari mulai membakar kulitku
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan ini.
  • Pepohonan bambu saling berbisik menambah suasana seram malam itu
  • Handphone ini selalu menemaniku kemanapun aku pergi
  • Suara sirine ambulan meraung-raung mengagetkanku
  • Tanaman rambat itu melahap habis pagar depan rumahku



4. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara membandingkan sesuatu dengan yang lain menggunakan simbol tertentu. Simbol itu bisa berupa lambang, benda mati, tumbuhan, hewan, yang memang sudah dipahami oleh banyak orang.

Contoh majas simbolik:
Dia dicap sebagai buaya darat, maklum kemana-mana dia selalu bersama wanita berbeda.

Kata "buaya darat" diartikan sebagai laki-laki playboy atau laki-laki yang mempermainkan wanita.

Contoh-contoh lainnya:
  • Putri adalah kembang desa di desaku, setiap orang pasti terpana akan kecantikannnya.
  • Eko adalah anak emas dibandingkan saudaranya yang lain.
  • Rumah itu dilahap si jago merah akibat konsleting listrik. Untuk tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran itu.
  • Pencuri itu dimasukkan dalam jeruji besi selama 3 bulan.
  • Saya membeli baju dengan harga cuci gudang.
  • Kasian anak itu, masih kecil tapi sudah sebagai tulang punggung keluarga, bekerja siang dan malam untuk mencari nafkah.
  • Anak kutu buku itu mendapatkan penghargaan dalam berbagai ajang perlombaan tingkat internasional.
  • Wawan adalah orang yang mata keranjang, dimanapun berada ia selalu melirik wanita.



5. Majas Simile
Majas simile adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama dengan cara eksplisit. Nah, disini ada keterangannya eksplisit, karena majas ini sama dengan majas asosiasi yang cara membandingkannya menggunakan kata-kata seperti, bagai, ibarat, laksana, dan semacamnya. 

Loh, lalu apa bedanya? Bedanya pada majas simile maksudnya sudah ditulis terang-terangan (eksplisit) sehingga sudah jelas maksud perbandingannya dan pendengar tidak perlu menafsirkannya. Sedangkan pada majas asosiasi, maksudnya tidak ditulis secara gamblang dan tersimpan (implisit) sehingga pendengar masih harus menafsirkannya.

Contoh majas simile:

Perempuan itu seperti bunga mawar yang baru mekar

Kata "seperti bunga mawar" merupakan contoh majas simile karena digunakan untuk mengumpamakan seorang perempuan dengan bunga mawar menggunakan kata seperti.

Contoh-contoh lainnya:

  • Parasmu bagai rembulan yang bersinar di malam hari
  • Persaudaraan dua orang itu layaknya rantai yang kuat


6. Majas metonimia
Majas metonimia adalah cara ungkapan gaya bahasa dengan cara menyebutkan sesuatu tidak secara langsung melainkan menggunakan kata-kata lain yang mempunyai hubungan erat dengan benda yang disebutkan. Hubungan erat yang dimaksud adalah sifat, merk, ciri khas, atau atribut lainnya yang melekat pada benda yang disebut. Atau secara sederhana majas metonimia adalah menyebutkan benda dengan menggunakan merknya atau atribut yang melekat.

Contoh majas metonimia:

Hendri membeli sebatang Gudang garam di toko.

Kata "Gudang garam" adalah sebuah merk rokok. hal ini menunjukkan bahwa Hendri tidak membeli sebuah gudang tapi ia membeli rokok merk gudang garam. 
Contoh-contoh lainnya:

  • Keluarga kami akan bertamasya naik Kijang merah.
  • Saya pergi ke toko untuk membeli Clear.
  • Ayah lebih suka minum Aqua daripada air rebusan.
  • Pak Camat sedang sosialisasi mengunakan Toa.
  • Sulastri sedang pergi naik Honda.


7. Majas Alegori
Majas alegori adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara mambandingkan suatu hal dengan yang lain yang berbeda dan secara keseluruhan atau utuh. Utuh artinya tidak hanya membandingkan satu atau dua kata dalam kalimat/paragraf, melainkan seluruh isi itulah yang dibandingkan. Majas ini cara membandingkannya sama dengan metafora, bedanya kalau metafora tidak utuh, tetapi alegori utuh.

Contoh majas alegori:

Menjalani kehidupan berumah tangga sama seperti mengarungi samudera dengan sebuah bahtera. 

8. Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah cara ungkapan gaya bahasa dengan cara menyebutkan bagian untuk menggantikan keseluruhan atau sebaliknya menyebutkan keseluruhan untuk suatu bagian. Majas ini dibagi menjadi dua, yaitu majas sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte.
Majas Sinekdo pars pro toto adalah majas yang menyatakan suatu bagian untuk keseluruhan.
Majas Sinekdoke totem pro parte adalah majas yang menyatakan keseluruhan untuk suatu bagian hal.

Contoh Majas Sinekdo pars pro toto:

  • Setiap masuk kebun binatang, per kepala harus membayar Rp. 20.000.
  • Sungguh pemuda tampan itu telah mencuri hatiku

Contoh Majas Sinekdoke totem pro parte:

  • SMP Unggulan Jakata berhasil membawa pulang piala bulu tangkis
  • Indonesia berhasil meraih emas pada cabang angkat besi di ajang Olimpiade tahun ini



B. Majas Pertentangan     
Majas pertentangan adalah ungkapan gaya bahasa atau bahasa kiasan untuk menyatakan sesuatu dengan kata-kata yang berlaanan. Maksud yang ingin disampaikan tidak dikatakan secara jelas dan terang apa adanya, tetapi disampaikan dengan kata-kata yang berlawanan agar memunculkan efek tertentu.

1. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari kenyataannya. Mengatakan sesuatu dengan cara membesar-besarkan. Hal ini berguna untuk menguatkan kesan kepada pendengar atau pembaca sehingga dapat menarik perhatian dan tidak mudah dilupakan. Ungkapan berlebihan ini tidak jarang mendapat komentar “Ah, lebay….” dari pendengarnya.

Contoh majas hiperbola:

Tubuh anak itu kurus kering.

Kata "kurus kering" dalam kalimat tersebut adalah sebuah ungkapan hiperbola (berlebihan) yang berarti tubuhnya sangat kurus.

Contoh-contoh lainnya:

  • Suaranya menggelegar membelah angkasa.
  • Cita-cita anak itu setinggi langit.
  • Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.



2. Majas Litotes
Majas litotes adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara merendahkan atau mengecilkan pernyataan dari pada kenyataannya. Berbeda dengan majas hiperbola yang melebihkan dan membesar-besarkan, majas litotes digunakan untuk merendahkan diri di hadapan lawan bicara.

Contoh majas litotes:

Kalau tidak tergesa-gesa, silahkan singgah di gubuk kami dahulu!

Kata "gubuk kami" digunakan untuk menunjukkan rumah, bukan gubuk sungguhan. Hal ini bertujuan untuk merendah.

Contoh-contoh lainnya:

  • Kasian ia makan hanya dengan nasi dan air putih saja.
  • Mohon diterima hadiah yang tak seberapa ini sebagai ucapan terimakasih dari keluarga kami.
  • Penghasilan saya tiap bulan tak seberapa.


3. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyatakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh Majas antitesis:

Kaya miskin semuanya makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh-contoh lainnya:

  • Hidup mati manusia ada di tangan Allah.
  • Soal gemuk kurus tidak masalah, yang penting hatinya baik.

4. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyatakan sesuatu yang berlawanan antara kenyataan dan peryataan. Yang dikatakan berlawanan dengan fakta yang ada (kebalikannya). Majas paradoks sering kita jumpai dalam beberapa karya sastra prosa atau kadang-kadang juga dalam percakapan sehari-hari.

Contoh Majas paradoks:

Si bodoh tukang tidur di kelas itu selalu peringkat satu di kelasnya

Contoh-contoh lainnya:

  • Di tengah-tengah keramaian ini aku merasa sepi.
  • Orang terkaya di desaku itu tak pernah mau berbagi kepada orang lain


C. Majas Sindiran      
Majas sindiran adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyindir lawan bicara. Hal ini digunakan agar lawan bicara merubah perilakunya. Adapun macam-macam majas sindiran adalah sebagai berikut.

1. Majas Ironi
Majas ironi adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan maksud menyindir agar lawan bicara merubah perilakunya. Biasanya ungkapan majas ironi terdengar seperti memuji, melainkan isinya berupa sindiran.

Contoh Majas ironi:

Pintar sekali kamu, hingga tak pernah mendapatkan peringkat di kelasmu

Contoh-contoh lainnya:

  • Merdu sekali suaramu hingga membuat telingaku terganggu
  • Rajin sekali kamu, jam 9 pagi baru bangun
  • Bajumu rapi sekali, berapa bulan tidak disetrika?

2. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyatakan sindiran secara langsung atau mengejek dan merendahkan lawan bicara.

Contoh Majas sinisme:

Dasar kau tidak tahu terima kasih, sudah dinbantu masih melawan

Contoh-contoh lainnya:

  • Beraninya kau berkata bohong, jaga ucapanmu!
  • Buruk sekali tingkahmu, hormatilah orang tuamu sendiri!

3. Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyampaikan ketidaksenangan secara kasar. Bahkan cara ini termasuk cara penyampaian gaya bahasa yang paling kasar, sehingga hanya biasa dilakukan oleh orang-orang yang memang sedang marah besar.

Contoh Majas sarkasme:

Dasar kau playboy kelas teri! modal dengkul saja banyak gaya

Contoh-contoh lainnya:

  • Jangan harap kau jadi menantu dari keluarga terhormat kami, kau hanyalah berasal dari keluarga miskin
  • Jangan harap kau dapat mengalahkan dia, membaca saja tidak bisa 


D. Majas Penegasan      
Majas Penegasan adalah ungkapan gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para pembaca dan pendengar. Majas penegasan digunakan untuk meningkatkan pengaruh kepada pendengar atau pembaca agar menyetujui apa yang disampaikan.

1. Retorika
Majas retorika adalah gaya bahasa dengan cara menanyakan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Hal itu karena pertanyaan yang diajukan sudah diketahui bersama jawabannya jadi sudah tidak memerlukan jawaban lagi. Majas ini berfungsi untuk penegasan, sindiran, sekaligus menggugah lawan bicara.

Contoh Majas retorika:

Apa kamu mau hidup miskin?


Contoh-contoh lainnya:

  • Apa kamu tidak mau hidup kaya?
  • Apa kamu mau hidup sengsara?
  • Siapa yang tidak senang mendapatkan peringkat 1 di kelasnya?

2. Repetisi
Majas Repetisi adalah gaya bahasa dengan cara mengulangi kata-kata dalam beberapa frase yang sudah disebutkan sebelumnya dengan tujuan menegaskan suatu maksud.

Contoh:

Ia akan terus belajar, belajar, dan belajar untuk meraih juara 1

Contoh-contoh lainnya:

  • Aku akan selalu berusaha, berusaha, dan berusaha demi anakku
  • Aku akan selalu melarang, melarang, dan melarangmu menumuinya

3. Paralelisme
Majas paralelisme adalah gaya bahasa dengan cara mengulangi kata-kata yang sudah disebutkan sebelumnya dan digunakan dalam sebuah puisi. Pengulangan tersebut terdiri dari anafora (pengulangan pada awal kalimat) dan epifora (pengulangan di akhir kalimat). Jika majas repetisi dipakai dalam ujaran biasa, tapi kalau paralelisme dipakai dalam sebuah puisi.

Contoh Majas paralelisme:

Satu hari lagi aku akan masuk SMP
Satu hari lagi aku akan punya teman baru
Satu hari lagi aku benar-benar bahagia


4. Klimaks
Majas klimaks adalah gaya bahasa dengan cara menyatakan beberapa hal secara berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin tinggi atau meningkat.

Contoh majas klimaks:

Audisi itu diikuti oleh semua kalangan, baik dari kalangan bawah, menengah, dan atas

5. Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah gaya bahasa dengan cara menyatakan beberapa hal secara berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin rendah atau menurun.

Contoh majas antiklimaks:

Audisi itu diikuti oleh semua kalangan, baik dari kalangan atas, menengah, dan bawah


6. Pleonasme
Majas Pleonasme adalah ungkapan gaya bahasa dengan cara menyatakan sesuatu yang sudah jelas maksudnya tetapi masih ditambahkan kata lain yang memiliki makna sama. Hal ini bertujuan untuk mempertegas maksud pembicaraannya. Dalam kaidah penulisan bahasa indonesia ini bisa disebut berlebihan, mubadzir, atau tidak efektif. Namun itu disengaja karena untuk menegaskan suatu hal.

Contoh Majas Pleonasme:

  • Semua orang maju ke depan
  • Rombongan piknik itu turun ke bawah
  • Anak itu sejak tadi hanya diam tidak bicara

Disadur dari beberapa sumber







Buka Komentar

Popular posts from this blog