![]() |
Syarat-syarat pantun dan cara membuatnya |
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama. Seperti puisi-puisi lainnya, pantun memiliki keindahan untuk didengarkan. Tentunya bukan hanya sekedar indah. Di balik keindahannya terdapat pesan penting yang ingin disampaikan kepada pendengar.
Dalam membuat pantun perlu memperhatikan beberapa syarat pantun. Syarat-syarat pantun yaitu:
1. Dalam satu bait terdiri dari empat baris
2. Dua baris pertama berupa sampiran
3. Dua beris terakhir berupa isi
4. Jumlah suku kata tiap baris antara 8-12 suku kata
5. Bersajak AB-AB
Dari syarat-syarat tersebut kita memulai membuat pantun dari mana dulu? Dari mana saja tentu boleh, tapi yang lebih mudah membuat pantun dimulai dari isi, yaitu dari baris tiga dan empat. Coba perhatikan penjelasan berikut!
Pertama, pikirkan sesuatu yang akan kamu pesankan/amanatkan!
Nah, di sini kamu bisa berpikir kira-kira pesan apa yang ingin kamu sampaikan? Bisa pesan tentang tentang rajin belajar agar pintar, menjaga kebersihan agar hidup sehat, rajin beribadah agar selamat kelak di akhirat, dan sebagainya.
Saya akan mengambil contoh pesan menjaga kebersihan agar hidup sehat. Sekarang coba pikirkan kira-kira pesan apa yang dapat kamu sampaikan? Misalkan seperti ini, “jagalah kebersihan lingkungan agar hidup selalu sehat”. Dari pesan tersebut bisa kita jadikan menjadi dua baris terakhir dalam pantun menjadi:
_________________________ (baris I)
_________________________ (baris II)
Jagalah kebersihan lingkungan (baris III)
Agar hidup selalu sehat (baris IV)
Kedua, perhatikan bunyi akhir kedua baris tersebut!
Bunyi akhir baris ketiga adalah “an” dan baris keempat “at”. Selanjutnya, carilah kata-kata yang bunyi akhirnya sama dengan akhir bunyi baris ketiga dan keempat tersebut! Saya ambil contoh kata yang bunyi akhirnya “an” adalah hewan dan kata yang bunyi akhirnya “at” adalah Rahmat. Lalu buatlah kata-kata tersebut menjadi kalimat, yaitu untuk mengisi baris pertama dan kedua.
Contoh kalimat menggunakan kata hewan : Jalan-jalan ke pasar hewan
Contoh kalimat menggunakan kata Rahmat : Jangan lupa mengajak Rahmat
Nah, sekarang semua kalimat sudah jadi, langkah terakhir tinggal menggabungkannya ke baris pertama dan kedua menjadi:
Jalan-jalan ke pasar hewan
Jangan lupa mengajak Rahmat
Jagalah kebersihan lingkungan
Agar hidup selalu sehat
Nah, pantun sudah jadi. Untuk memastikan apakah syarat-syaratnya sudah terpenuhi bisa dicek dengan menghitung suku katanya. Coba kita cek jumlah suku katanya.
Baris I
ja-lan ja-lan ke pa-sar he-wan (ada 9 suku kata)
Unsur-Unsur Puisi; Struktur Fisik dan Batin
Baris I
ja-lan ja-lan ke pa-sar he-wan (ada 9 suku kata)
Baris II
Ja-ngan lu-pa me-nga-jak Rah-mat (ada 9 suku kata)
Ja-ngan lu-pa me-nga-jak Rah-mat (ada 9 suku kata)
Baris III
Ja-ga-lah ke-ber-si-han ling-kung-an (ada 9 suku kata)
Ja-ga-lah ke-ber-si-han ling-kung-an (ada 9 suku kata)
Baris IV
A-gar hi-dup se-la-lu se-hat (ada 9 suku kata)
Nah, sekarang sudah kita ketahui jumlah suku katanya masih memenuhi syarat. Berarti pembuatan pantun sudah selesai. Gimana, mudah bukan?
Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya pantun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu pantun biasa, pantun modern, pantun kilat, pantun berkait, dan talibun.
Pantun Biasa
Pantun biasa bentuknya empat baris per bait dan rumus rimanya a-b-a-b. Contohnya sebagai berikut.
Orang muda diharap santun
Santun hati kepada orang tua
Ayo kawan berbalas pantun
Pantun asli sastra Indonsia
Pantun Modern
Pantun modern mirip dengan pantun biasa. Bedanya rimanya bukan a-b-a-b, melainkan a-a-a-a. Contohnya sebagai berikut.
Bukan kuda sembarang kuda
Tapi kuda besar dari Sumbawa
Bukan pemuda sembarang pemuda
Tapi pemuda kekar giat bekerja
Pantun Kilat
Pantun kilat sebait hanya dua baris, yaitu baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Rimanya berumus a-a. Pantun kilat sering disebut karmina. Contohnya seperti di bawah ini.
Anak baris di sekitar kota
Anak manis siapa yang punya
Makan mentimun di depan gua
Duduk melamun tiada guna
Pantun Berkait
Pantun berkait bentuknya sama seperti pantun biasa, tetapi antara bait yang satu dengan yang lainnya ada kaitannya. Keterkaitan itu dinyatakan dengan baris kedua dan keempat bait pertama menjadi baris pertama dan ketiga bait kedua. Kemudian baris kedua dan keempat bait kedua menjadi baris pertama dan ketiga bait ketiga. Demikian seterusnya. Contoh:
Pak tani sudah pergi ke ladang
sampai di ladang menanam jagung
Rumput di sampah jangan dipandang
kebersihan lingkungan kita tanggung
Sampai di ladang menanam jagung
disiram-siram air dali kali
Kebersihan lingkungan kita tanggung
agar terlihat indah dan rapi
Disiram-siram air dari kali
kali besar bernama bengawan
Agar terlihat indah dan rapi
Hidup kita menjadi nyaman
Talibun
Talibun adalah pantun yang tiap bait jumlah barisnya lebih dari empat. Biasanya jumlah barisnya genap yang sebagian berupa sampiran dan sebagian berupa isi. Contohnya sebagai berikut.
Kalau engkau membeli jamu
Jangan asal engkau ingin
belilah jamu yang menyehatkan badan
Kalau engkau mencari ilmu
jangan lupa belajar rajin
dan jangan ada yang ketinggalan
Jenis pantun berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya pantun dapat dikelompokkan menjadai 5 jenis, yaitu pantun anak-anak, pentun orang muda, pantun orang tua, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.
Pantun Anak-anak
Ramai orang bersorak-sorak
menepuk gendang dengan rebana
Alangkah besarnya hati awak
mendapat baju dengan celana
Pinang tua tidak membeli
buah rotan di dukungannya
Orang tua tidak peduli
akan kesakitan anak kandungnya
Pantun Orang Muda
Anak ayam disambar elang
dismbar jatuh ke atas batu
Sudahlah nasib untung yang melayang
takdir Tuhan atas diriku
Dari Gresik ke Surabaya
pagar siapa saya besarkan
Wahai nasib apakah daya
pada siapa saya sesalkan
Anak kera cantik di bukit
dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
karena sama menaruh hati
Pantun Orang Tua
Anak ayam turun sepuluh
mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu bersungguh-sungguh
jangan ada yang ketinggalan
Pinang muda dibelah dua
manik-manik mati dirembah
Dari muda sampai ke tua
pangajaran baik jangan dirubah
Berakit-rakit pergi ke hulu
berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit lebih dahulu
bersenang-senang masa kemudian
Pantun Jenaka
Rumah angus pukullah tong-tong
anak Cina menarik pompa
Rupanya Bagus kantongnya kosong
tidak berguna suatu apa
Kupu-kupu terbang melintang
hinggap mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
melihat ikan memanjat kayu
Pantun Teka-teki
Naik kereta menuju Keidri
duduk bergurau tertawa-tawa
Jika pintar terka yang ini
binatang apa rumah dibawa?
Cari obat ke rumah tabib
obat diminum di depan pintu
Binatang apa sangat ajaib
kakinya enam kepalanya satu
Sumber: Kitab Bahasa Indonesia Karangan Asul Wiyanto dengan beberapa tambahan.
Materi Terkait:
A-gar hi-dup se-la-lu se-hat (ada 9 suku kata)
Nah, sekarang sudah kita ketahui jumlah suku katanya masih memenuhi syarat. Berarti pembuatan pantun sudah selesai. Gimana, mudah bukan?
Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya pantun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu pantun biasa, pantun modern, pantun kilat, pantun berkait, dan talibun.
![]() |
Jenis pantun dari bentuknya |
Pantun Biasa
Pantun biasa bentuknya empat baris per bait dan rumus rimanya a-b-a-b. Contohnya sebagai berikut.
Orang muda diharap santun
Santun hati kepada orang tua
Ayo kawan berbalas pantun
Pantun asli sastra Indonsia
Pantun Modern
Pantun modern mirip dengan pantun biasa. Bedanya rimanya bukan a-b-a-b, melainkan a-a-a-a. Contohnya sebagai berikut.
Bukan kuda sembarang kuda
Tapi kuda besar dari Sumbawa
Bukan pemuda sembarang pemuda
Tapi pemuda kekar giat bekerja
Pantun Kilat
Pantun kilat sebait hanya dua baris, yaitu baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Rimanya berumus a-a. Pantun kilat sering disebut karmina. Contohnya seperti di bawah ini.
Anak baris di sekitar kota
Anak manis siapa yang punya
Makan mentimun di depan gua
Duduk melamun tiada guna
Pantun Berkait
Pantun berkait bentuknya sama seperti pantun biasa, tetapi antara bait yang satu dengan yang lainnya ada kaitannya. Keterkaitan itu dinyatakan dengan baris kedua dan keempat bait pertama menjadi baris pertama dan ketiga bait kedua. Kemudian baris kedua dan keempat bait kedua menjadi baris pertama dan ketiga bait ketiga. Demikian seterusnya. Contoh:
Pak tani sudah pergi ke ladang
sampai di ladang menanam jagung
Rumput di sampah jangan dipandang
kebersihan lingkungan kita tanggung
Sampai di ladang menanam jagung
disiram-siram air dali kali
Kebersihan lingkungan kita tanggung
agar terlihat indah dan rapi
Disiram-siram air dari kali
kali besar bernama bengawan
Agar terlihat indah dan rapi
Hidup kita menjadi nyaman
Talibun
Talibun adalah pantun yang tiap bait jumlah barisnya lebih dari empat. Biasanya jumlah barisnya genap yang sebagian berupa sampiran dan sebagian berupa isi. Contohnya sebagai berikut.
Kalau engkau membeli jamu
Jangan asal engkau ingin
belilah jamu yang menyehatkan badan
Kalau engkau mencari ilmu
jangan lupa belajar rajin
dan jangan ada yang ketinggalan
Jenis pantun berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya pantun dapat dikelompokkan menjadai 5 jenis, yaitu pantun anak-anak, pentun orang muda, pantun orang tua, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.
![]() |
Jenis pantun dari isinya |
Pantun Anak-anak
Ramai orang bersorak-sorak
menepuk gendang dengan rebana
Alangkah besarnya hati awak
mendapat baju dengan celana
Pinang tua tidak membeli
buah rotan di dukungannya
Orang tua tidak peduli
akan kesakitan anak kandungnya
Pantun Orang Muda
Anak ayam disambar elang
dismbar jatuh ke atas batu
Sudahlah nasib untung yang melayang
takdir Tuhan atas diriku
Dari Gresik ke Surabaya
pagar siapa saya besarkan
Wahai nasib apakah daya
pada siapa saya sesalkan
Anak kera cantik di bukit
dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
karena sama menaruh hati
Pantun Orang Tua
Anak ayam turun sepuluh
mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu bersungguh-sungguh
jangan ada yang ketinggalan
Pinang muda dibelah dua
manik-manik mati dirembah
Dari muda sampai ke tua
pangajaran baik jangan dirubah
Berakit-rakit pergi ke hulu
berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit lebih dahulu
bersenang-senang masa kemudian
Pantun Jenaka
Rumah angus pukullah tong-tong
anak Cina menarik pompa
Rupanya Bagus kantongnya kosong
tidak berguna suatu apa
Kupu-kupu terbang melintang
hinggap mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
melihat ikan memanjat kayu
Pantun Teka-teki
Naik kereta menuju Keidri
duduk bergurau tertawa-tawa
Jika pintar terka yang ini
binatang apa rumah dibawa?
Cari obat ke rumah tabib
obat diminum di depan pintu
Binatang apa sangat ajaib
kakinya enam kepalanya satu
Sumber: Kitab Bahasa Indonesia Karangan Asul Wiyanto dengan beberapa tambahan.
Materi Terkait:
Comments
jangan lupa mampir
www.giftasblog.co.vu
Bisnis travel agen, ingin konsul silahkan
Www.bukatravel.com 2C08AA84
Baca juga tips dan cara membuat pantun paling mudah