A. Pengertian Karya Sastra
Kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “tulisan”. Kata itu mendapat awalan su yang bermakna “baik” atau “indah” sehingga menjadi susastra, artinya menjadi “tulisan yang baik” atau “tulisan yang indah”. Selanjutnya, kata susastra mendapatkan konfiks ke-an menjadi kesusastraan. Arti konfiks ke-an adalah “hal”. Jadi, kesusastraan dapat diartikan “tentang tulisan yag indah”.
Dalam kehidupan sehari-hari kata susastra sudah jarang dipakai. Sebagai gantinya, digunakan kata sastra saja. Artinya pun berubah menjadi “karya sastra”, yaitu hasil karangan sastrawan. Jika mendapatkan konfiks ke-an menjadi kesastraan yang artinya “tentan karya sastra” atau “hal-hal yang berkaitan dengan karya sastra”.
Karya sastra dihasilkan oleh seniman, khususnya sastrawan. Seorang sastrawwan berusaha meujudkan karya seni, yaitu sesuatu yang indah yang dapat menyenangkan dirinya maupun orang lain (penikmat). Cara mewujudkannya pun bermacam-macam, tergantung bahan dasarnya. Sebagai contoh, dari bahan dasar kayu diukir menjadi patung, kanvas digambari dengan cat menjadi lukisan, nada-nada suara digubah menjadi lagu, dan bahasa dikarang menjadi karya sastra. Pemahat patung dinamakan pematung, pembuat lukisan dinamakan pelukis, pencipta lagu dinamakan penggubah, dan pengarang karya sastra disebut sastraan.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah karya seni yang mengandung keindahan dan dihasilkan oleh seniman, khususnya sastrawan.
B. Macam-macam Karya Sastra
1. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Bentuknya
Ibarat seorang chef yang bisa memasak daging kambing menjadi sate, gule, atau tongseng, sastrawan pun bisa mengolah bahasa menjadi karya sastra yang bermacam-macam. Karya satra tersebut dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu puisi, prosa, dan drama.
a. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang bentuknya terikat oleh berbagai ketentuan. Ketentuan itu menyangkut jumlah kata, bait, larik, rima, dan irama. Contoh puisi yaitu pantun, syair, gurindam, puisi modern.
Puisi dibangun melalui dua unsur pembangun, yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk susunan kata-katanya, sedangkan unsur batin adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Baca juga "Unsur-Unsur Puisi: Struktur Fisik dan Batin Lengkap dengan Contoh Analisisnya".
b. Prosa
Prosa adalah karya sastra yang bebas dari berbagai ketentuan. Tidak ada aturan mengenai jumlah kata, bait, baris/larik, rima, dan irama. Pengarang bebas menggunakan kata-kata dan merakitnya sesuai selera. Contoh prosa yaitu dongeng, hikayat, certita pendek (cerpen), dan novel.
Unsur pembangun prosa terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik yang berupa tema, tokoh, amanat, waktu penciptaan, pandangan pengarang, dan lain-lain.
c. Drama
Secara singkat drama dapat diartikan karya sastra cerita yang dipentaskan. Drama dalam karya sastra adalah naskah drama karangan sastrawan. Naskah drama isinya kebanyakan berupa dialog, yaitu percakapan antar tokoh (pelaku). Dari dialog itu dapat diketahui alurnya, watak para tokohnya, dan isi ceritanya. Namun, naskah drama mungkin akan membosankan jika hanya dibaca, karena naskah drama ditulis untuk dipentaskan atu diperagakan di panggung.
Sebagaimana telah diuraikan dalam "Unsur-Unsur Drama Lengkap: Intrinsik Naskah Drama, Jenis, dan Pementasannya", bahwa drama merupakan pertunjukkan yang dilakukan oleh para pemainnya sesuai naskah yang telah disiapkan.
2. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Waktu Pembuatannya
Berdasarkan kurun waktu pembuatannya, karya sastra dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sastra lama dan sastra baru.
a. Karya Sastra Lama
Karya sastra lama adalah karya sastra yang ditulis sastrawan pada zaman kerajaan atau masa dimana belum adanya pergerakan nasional.
Yang termasuk karya sastra lama yaitu :
Puisi lama: pantun, syair, dan gurindam
Prosa lama: dongeng, hikayat, cerita berbingkai
b. Karya Sastra Baru (Modern)
Karya sastra baru/modern adalah karya-karya sastra yang hidup dan berkembang di kehidupan masyarakat modern. Sastra modern lahir setelah munculnya pergerakan nasional atau tidak berada pada zaman dahulu atau zaman kerajaan. Hal ini tentu berbeda denga karya sastra lama. Karya sastra baru biasanya telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Yang termasuk karya sastra modern yaitu:
Puisi modern: semua puisi bebas yang tidak termasuk puisi lama
Prosa modern: cerpen, novel, roman
Untuk macam-macam karya sastra lama dan baru beserta contoh lengkapnya dapat dilihat pada tulisan "Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta Contohnya; Puisi dan Prosa".
Disadur dari Kitab Bahasa Indonesia Karya Asul Wiyanto
Materi Terkait:
Unsur-unsur Puisi; Struktur Fisik dan Batin
Syarat-syarat Pantun dan Cara Membuat Pantun dengan Mudah
Unsur Intrinsik-Ekstrinsik Karya Sastra Prosa; Cerpen, Novel, Roman
Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta contohnya
Untuk macam-macam karya sastra lama dan baru beserta contoh lengkapnya dapat dilihat pada tulisan "Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta Contohnya; Puisi dan Prosa".
Disadur dari Kitab Bahasa Indonesia Karya Asul Wiyanto
Materi Terkait:
Unsur-unsur Puisi; Struktur Fisik dan Batin
Syarat-syarat Pantun dan Cara Membuat Pantun dengan Mudah
Unsur Intrinsik-Ekstrinsik Karya Sastra Prosa; Cerpen, Novel, Roman
Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta contohnya
Comments